Selasa, 04 Desember 2012

2 komentar
PENGARUH BAHASA ASING DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA



LATAR BELAKANG

            Setiap negara mempunyai media komunikasi yang mana dapat memperlancar suatu hubungan antar individu. Alat komunikasi ini kita sebut bahasa
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
         Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berbahasa antar daerah. Bahasa Indonesia juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia sudah dikenal dari anak-anak hingga dewasa karena merupakan suatu media yang menasional.
         Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.
          Bahasa Indonesia dikenal secara luas sejak “Soempah Pemoeda”, 28 Oktober 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pada saat itu para pemuda sepakat untuk mengangkat bahasa Melayu-Riau sebagai bahasa Indonesia. Para pemuda melihat bahwa bahasa Indonesialah yang berpotensi dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku bangsa atau etnik. Pengangkatan status ini ternyata bukan hanya isapan jempol. Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasaIndonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.
           Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

PEMBAHASAN

        Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah  pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia. Ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut;
a. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin. Kalau kita ingin menyatakan jenis kelamin, cukup diberikan kata ketarngan penunjuk jenis kelamin, misalnya:
- Untuk manusia dipergunakan kata laki-laki atau pria dan perempuan atau wanita.
- Untuk hewan dipergunakan kata jantan dan betina.
Dalam bahasa asing (misalnya bahasa Ingris, bahasa Arab, dan bahasa Sanskerta) untuk menyatakan jenis kelamin digunakan dengan cara perubahan bentuk.
Contoh:
Bahasa Inggris : lion – lioness, host – hostess, steward -stewardness.
Bahasa Arab : muslimi – muslimat, mukminin – mukminat, hadirin – hadirat
Bahasa Sanskerta : siswa – siswi, putera – puteri, dewa – dewi. .
          Dari ketiga bahasa tersebut yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah beberapa kata yang berasal dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta; sedangkan perubahan bentuk dalam bahasa Inggris tidak pernah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta pun dilakukan secara leksikal, bukan sistem perubahannya. Dengan demikian, dalam bahasa Arab, selain kata muslim, diserap juga kata muslimin dan muslimat; selain mukmin, diserap juga kata mukminin dan mukminat; selain hadir (yang bermakna ‘datang’, bukan ‘orang yang datang’), diserap juga kata hadirin dan hadirat. Dalam bahasa Sanskerta, selain dewa, diserap juga dewi; selain siswa diserap juga siswi. Karena sistem perubahan bentuk dari kedua bahasa tersebut tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia.
         Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.  hal ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
            Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan tersebut berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya Bahasa Inggris dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah Pencegahan Pergeseran Pemakaian bahasa Indonesia
a) Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
            Dunia pendidikan yang syarat pembelajaran dengan media bahasa menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi yang primer. Sejalan dengan hal tersebut, bahasa baku merupakan simbol dalam dunia pendidikan dan cendekiawan. Penguasaan Bahasa Indonesia yang maksimal dapat dicapai jika fundasinya diletakkan dengan kokoh di rumah dan di sekolah mulai TK (Taman Kanak-kanak) sampai PT (Perguruan Tinggi). Akan tetapi, fundasi ini pada umumnya tidak tercapai. Di berbagai daerah, situasi kedwibahasaan merupakan kendala. Para guru kurang menguasai prinsip-prinsip perkembangan bahasa anak sehingga kurang mampu memberikan pelajaran bahasa Indonesia yang serasi dan efektif.
Bahasa baku sebagai simbol masyarakat akademis dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh para pendidik. Para pakar kebahasaan, misalnya Keraf, 1979:19; Badudu, 1985:18; Kridalaksana, 1987:4-5; Sugono, 1994:8, Sabariyanto, 2001:3; Finoza, 2002:7; Alwi dkk., (eds.) 2003:5; serta Arifin dan Amran, 2004:20 memberikan batasan bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan berupa buku pelajaran, buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi negara, perundang-undangan, dan wacana teknis yang harus digunakan sesuai dengan kaidah bahasa yang meliputi kaidah fonologis, morfologis, sintaktis, kewacanaan, dan semantis.
Rusyana, 1984:152 menyatakan bahwa dalam membina masyarakat akademik, penggunaan bahasa yang tidak baik dan tidak benar akan menimbulkan masalah. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dianggap mempunyai peranan dalam menuju arah pembangunan masyarakat akademik idaman.
b) Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
          Kurangnya pemahaman terhadap variasi pemakaian bahasa berimbas pada kesalahan penerapan berbahasa. Secara umum dan nyata perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan tempat berbahasa. Tolok ukur variasi pemakaian bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia (Sugono, 1994: 8).

1. Bahasa Indonesia yang Baik
        Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan norma bahasa.
2. Bahasa Indonesia yang Benar
        Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati secara konsisten, pemakaian bahasa dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-kaidah bahasa kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar atau tidak baku.
Hymes (1974) dalam Chaer (1994:63) mengatakan bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur yang diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni :
1) Setting and Scene, yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan. Contohnya, percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada waktu istirahat tentu berbeda dengan yang terjadi di kelas ketika pelajaran berlangsung.
2) Participants, yaitu orang- orang yang terlibat dalam percakapan. Contohnya, antara karyawan dengan pimpinan. Percakapan antara karyawan dan pimpinan ini tentu berbeda kalau partisipannya bukan karyawan dan pimpinan, melainkan antara karyawan dengan karyawan.
3) Ends, yaitu maksud dan hasil percakapan. Misalnya, seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Indonesia secara menarik, tetapi hasilnya sebaliknya, murid-murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa.
4) Act Sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan. Misalnya dalam kalimat:
a. Act Sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan. Misalnya dalam kalimat:
b. Sinta berkata dalam hati, semoga dia diterima di perguruan tinggi negeri.
Perkataan “Semoga aku diterima di perguruan tinggi negeri” pada kalimat (a) adalah bentuk percakapan, sedangkan kalimat (b) adalah contoh isi percakapan.
5) Key, yaitu menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan.
6) Instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan apakah secara lisan atau bukan.
7) Norm, yaitu yang menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan.
8) Genres, yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan.

 Pengaruh Penggunaan Bahasa Inggris Terhadap Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah.
      Pada masa sekarang ini, bahasa inggris sepertinya sangat diminati oleh masyarakat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Karena saat ini adalah masa globalisasi, dan bahasa inggris adalah bahasa yang digunakan dalam bahasa internasional.
      Bahasa inggris juga dapat menghilangkan identitas bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan juga bahasa kesatuan Republik Indonesia, sebagai alat pemersatu bangsa, yang sudah sedikit dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia sangat diperlukan dalam Negara kita. Kalau tidak ada bahasa Indonesia maka kita tidak dapat memproklamasikan kemerdekaan kita.
       Pengaruh yang ada telah membuat bahasa Indonesia terpinggirkan, bahkan di negaranya sendiri, di kalangan masyarakat dan pelajar. Masyarakat kita menyepelekan bahasa Indonesia dan mengagungkan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Spanyol, Jepang, Arab, Perancis atau Mandarin. Keadaan yang begitu berlawanan dengan sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia, saat para pemuda dan rakyat Indonesia dulu sangat menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Satu hal yang menjadi ironi lagi adalah bahwa kasus ketidaklulusan ujian nasional pelajar kita adalah karena menyepelekan pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan.
       Bahkan sekarang ini, orang-orang yang berkelas menengah atas pun sibuk untuk mencarikan anak-anaknya bimbingan bahasa inggris. Bagi pemerolehan bahasa anak dan juga pada pribadi anak yang menjadi tidak begitu mengenal bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah sebagai bahasa yang ia kenal pertama kali dalam hidupnya. Seperti itulah sedikit gambaran bahasa inggris yang sekarang sudah lebih diutamakan.
       Namun ada juga pendapat lain dari responden, yaitu bahasa inggris tidak berpengaruh apa-apa dalam bahasa Indonesia, karena bahasa inggris memang bahasa internasional, menggunakan bahasa inggris seperti memang sudah tuntutan perkembangan jaman saat ini.

Dampak Bahasa Inggris Terhadap Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia.
       Segala sesuatu pasti menimbulkan dampak positif dan negative, tidak terkecuali dengan judul yang penulis angkat yaitu pengaruh bahasa inggris terhadap sikap nasionalisme berbahasa Indonesia. Dari penyebaran angket, penulis dapat mengetahui dampak positif dan negative,dari keterangan penulis telah menganalisis seperti di bawah ini:
1.      Dampak positif:
Ø Dapat mengikuti perkembangan di dunia
       Karena bahasa inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perlembangan di dunia dengan dapat menggunakan bahasa inggris.
Ø  Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan internasioanal menjadi lancar.
2.      Dampak negative
v  Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa inggris
            Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada bahasa Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser oleh bahasa inggris. 
     
Cara Supaya Sikap Nasionalisme Berbahasa Indonesia Tidak Berkurang
      Saat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, maka secara langsung uataupun tidak langsung sikap nasionalisme terhadap bahasa Indonesia/ bahasa daerah sedikit demi sedikit akan berkurang. Ada beberapa cara supaya sikap nasonalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang  dari masyarakat Indonesia, dan para responden telah memberikan pendapatnya seperti yang ada di bawah ini;
 a. Tambahan untuk pelajaran bahasa indonesia
      Tambahan pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah akan membuat para siswa lebih dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga lebih dapat menguasai bahasa Indonesia.
b. Pelajaran bahasa daerah dihidupkan kembali
      Pada saat ini, di sekolah-sekolah SMP DAN SMA sudah jarang sekali kita temui pelajaran bahasa daerah, atau mungkin juga sudah tidak ada pelajaran bahadsa daerah. Bahasa daerah sekarang hanya dipergunakan di Sekolah Dasar, itupun tidak semua Sekolah Dasar ada mata pelajaran bahasa daerah. Sehingga bahasa daerah sudah banyak digunakan.
c. Lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada bahasa inggris.
      Masyarakat lebih mengutamakan bahasa Indonesia, lebih dapat menguasai bahasa pemersatu bangsa Indonesia, sebelum kita belajar bahasa asing, bahasa inggris. Sehingga bahasa Indonesia tetap menjadi yang no 1, yang utama bagi bangsa indonesia        
d. Lebih dapat mencintai bahasa Indonesia/bahasa daerah
     Bahasa Indonesia adalah bahasa yang telah diciptakan oleh para putra bangsa, dan telah disepakati oleh para pahlawan-pahlawan indonesia. Bangsa Indonesia harus lebih mencintai dan menghargai bahasa Indonesia. Walaupun belajar bahasa asing, namun nilai-nilai budaya bahasa Indonesia/bahasa daerah tidak boleh ditinggalkan

PENUTUP

 Kesimpulan
       Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa inggris, maka bahasa Indonesia atau bahasa daerah akan lebih dikesampingkan. Bahasa inggris berdampak positif dan negative terhadap bahasa Indonesia. Dampak positifnya, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar. Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser dengan bahasa inggris. cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu dengan tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa Indonesia, dll
Saran
Seharusnya masyarakat lebih mencintai bahasa indonesia walaupun kita belajar bahasa asing, namun kita tidak melupakan nilai-nilai yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. bahasa Indonesia dan bahasa daerah lebih diutamakan dalam pendidikan formal. Dan masyarakat tidak boleh mengenyampingkan bahasa daerah, Negara Indonesia mempunyai bermacam-macam bahasa daerah, dan itu yang memjadi ciri dari Negara Indonesia, dan dipersatukan oleh bahasa indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://safinaanajah.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap.html
http://odhepriyamona.wordpress.com/2009/10/20/bahasa-indonesia-dan-era-globalisasi/    
           

     

Senin, 19 November 2012

0 komentar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgAXcdcb2aLp636utR2EoW7MEREGwLGxx8UbJp_lRY4PQhS2FQwlxHzgYPKAYMcEZFMFDn6F74qln35jN1CViS6JujYCZfMrHRW7h7fiOotXL3dcyvnWi0usl8ZiJX6ok9KgzhW__pWH4/s1600/r3fgblrs.jpg


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FUTSAL DI INDONESIA

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah "futsal" adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol dan sala.
Sejarah Skutsje (Heroes)
         Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.  Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.


Peraturan
Luas lapangan
 Ukuran: panjang 25-43 m x lebar 15-25 m
Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan 
Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawan                                                           
Titik penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
 Titik penalti kedua: 10 m dari titik tengah garis gawang
 Zona pergantian: daerah 5 m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
 Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
 Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

Bola
 Ukuran: 4
 Keliling: 62-64 cm
 Berat: 0,4 - 0,44 kg
 Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
 Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu bahan tak berbahaya)

Jumlah pemain (per tim)
 Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang
 Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 (tidak termasuk cedera)
 Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
 Jumlah wasit: 2
 Jumlah hakim garis: 0
    Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
    Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)
    Dan wasit pun tidak boleh menginjak arena lapangan , hanya boleh di luar garis lapangan saja , terkecuali jika ada pelanggaran-pelanggaran yang harus memasuki lapangan

Lama permainan
    Lama normal: 2x20 menit
    Lama istiharat: 10 menit
    Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit (bila hasil masih imbang setelah 2x20 menit waktu normal)
    Ada adu penalti (maksimal 5 gol) jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai
    Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
    Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit

Kejuaraan futsal terkemuka
Piala Dunia Futsal FIFA

    1989 (di Roterdam, Belanda): dimenangkan Brasil
    1992 (di Hong Kong): dimenangkan Brasil
    1996 (di Barcelona, Spanyol): dimenangkan Brasil
    2000 (di Guatemala): dimenangkan Spanyol
    2004 (di Taiwan): dimenangkan Spanyol.
    2008 (di Brasil): dimenangkan Brasil.
    2012 (di Thailand): dimenangkan Brasil.


Piala Dunia Futsal AMF

    1982 (di Sao Paulo, Brasil): dimenangkan Brasil
    1985 (di Madrid, Spanyol): dimenangkan Brasil
    1988 (di Melbourne, Australia): dimenangkan Paraguay
    1991 (di Milan, Italia): dimenangkan Portugal
    1994 (di Argentina): dimenangkan Argentina
    1997 (di Meksiko): dimenangkan Venezuela
    2000 (di La Paz, Bolivia): dimenangkan Kolombia
    2003 (di Paraguay): dimenangkan Paraguay.
    2007 (di Mendoza, Argentina): dimenangkan Paraguay

Liga Futsal Indonesia

    Liga Futsal Nasional Indonesia: Liga Futsal Profesional di Indonesia
   Sedangkan untuk di Indonesia sendiri futsal mulai di kenal berawal dari tahun 1998-1999. Tapi mulai di kenal oleh masyarakat pada tahun 2000, dan mulai banyak di mainkan di sekolah-sekolah menengah  atas maupun universitas-universitas  di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya sekarang futsal sudah mulai menjadi olahraga favorite masyarakat Indonesia, bahkan sekarang kita sudah mudah menjumpai penyewaan lapangan – lapangan futsal.



SUMBER TERKAIT : http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal

Jumat, 16 November 2012

Tugas Bebas

0 komentar

SEJARAH BERDIRINYA PT. ASTRA HONDA MOTOR




             PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia.
Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu
pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia.
           Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-
komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa
Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra
Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.
(1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi
serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di
pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak
perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi
kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda
Motor Co. Japan. Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama
berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua
berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling
mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.4 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk
permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 20 juta pada tahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan
untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 20 juta unit adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India. Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan
pelannggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.700 showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, 3.600 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 7.300 gerai suku cadang atau H3, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu
industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 19.000 orang, ditambah 146 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberika kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Demikianlah sejarah berdirinya PT. ASTRA HONDA MOTOR atau yang biasa di singkat PT. AHM.

Salam One HEART

Jumat, 09 November 2012

Tugas Wajib

0 komentar
PENGARUH BAHASA PERGAULAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

               Postingan saya kali ini akan membahasa tentang Pengaruh Bahasa Pergaulan Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia.
            Dewasa ini, pemakaian gaya berbahasa yang baik dan benar mulai diacuhkan oleh masyarakat, terutama oleh remaja. Remaja enggan menggunakan gaya berbahasa yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah berbahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari karena dianggap terlalu formal dan ketinggalan zaman.
        Pertama kita bahasa dahulu apa itu bahasa gaul dan mulai muncul dan populernya di Indonesia.
Bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan sebagai bahasa pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Bahasa gaul pada saat itu dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Contoh bahasa gaul diantaranya : kamu-loe, aku-gue, tidak peduli-emang gue pikirin, ayah-bokap, ibu-nyokap dll. Pada umumnya bahasa gaul digunakan sebagai sarana komunikasi di antara sekelompok remaja tertentu. Dengan sarana komunikasi itu mereka dapat bebas menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar orang lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Karena masa remaja memiliki karakteristi antara lain pengelompokan, petualangan dan kenakalan. Sehingga keinginan untuk membuat kelompok eksklusiflah yang menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia.
     Seiring dengan berkembangnya zaman semakin terlihat pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia, sehingga penggunaannya menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Masyarakat sudah banyak yang menggunakan bahasa gaul bukan hanya di kota-kota besar saja tetapi di kota-kota kecil pun menggunakan bahasa gaul tersebut terutama para remaja. Karena pengaruh bahasa gaul lah yang menyebabkan mereka lupa akan bahasa nasionalnya sendiri yaitu bahasa Indonesia, sangat ironis memang. Padahal ini sangat bertolak belakang dengan isi dari sumpah pemuda yang memiliki bahasa pemersatu bangsa yaitu bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional dalam kongtes pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
        Kata-kata yang merujuk pada bahasa gaul yang booming kini seperti ciyus ‘serius’,miapah ‘demi apa’, enelan ‘beneran’ dan masih banyak lagi. Sepintas, kata-kata seperti itu terkesan lumrah terdengar sehari-hari. Penggunaannya marak digunakan oleh berbagai kalangan khususnya para remaja. Banyak yang menganggap jika penggunaan kata-kata terebut dianggap wajar dan lucu atau bahkan mencirikan identitas dari sekelompok masyarakat bahasa tertentu.
Penggunaan kata-kata tersebut pada masa kini tak lagi diucapkan pada kelompok tutur sebaya, namun terkadang remaja saat ini dengan tidak sadar ataupun tidak sengaja melakukan tindak tutur dengan menggunakan bahasa tersebut kepada orang yang lebih tua. Unsur-unsur atau pihak-pihak yang terlibat dalam tindak tutur itu sama sekali tidak dihiraukan dalam tindak bahasanya. Hal ini amat mengkhawatirkan. Hanya dari kesalahan penggunaan bahasa, bisa jadi menimbulkan banyak kesalahan persepsi yang menyebabkan berbagai gesekan yang timbul dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan masyarakat bahasa cenderung bersikap negatif atas penggunaan kata-kata gaul tersebut.

      Ada pula penggunaan bahasa Indonesia yang menggunakan Kata-kata slang .
   Kata-kata selang adalah kata-kata nonstandar yang informal, yang disusun secara khas; atau kata-kata biasa yang diubah secara arbitrer; atau kata-kata kiasan yang khas, bertenaga, dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kata-kata slang dibentuk agar bahasa menjadi lebih hidup dan asli. Semua orang, terutama remaja, selalu mencoba menggunakan bahasa atau kata-kata lama dengan cara-cara baru atau dengan arti baru.

Berikut adalah beberapa jenis slangisasi atau pembentukan bahasa slang menurut versi Wikipedia:

Mempersingkat kata dan menambahkan imbuhan –in pada akhir kata.
Contoh :           semakin  menjadi makin
                          memikirkan menjadi mikirin
                          menanyakan menjadi nanyain
                          menyebalkan menjadi  nyebelin
                   

2.  Mengganti imbuhan ter- menjadi ke- pada awal kata.

Contoh :           tertangkap menjadi ketangkep
                          terpeleset jadi kepeleset

3.  Menghilangkan sebagian huruf pada kata untuk mempersingkat.

Contoh :           habis menjadi abis
                           sudah menjadi udah

4.  Menyatukan dua kata menjadi satu kata baru dengan tetap mempertahankan maknanya.

Contoh :           terima kasih menjadi makasih
                          percaya diri menjadi  pe
                           jaga image menjadi ja’im
                           jaman dulu menjadi jadul
                           malas gerak menjadi mager
                           curahan hati menjadi curhat
                          gede rasa menjadi geer/ GR

5.  Mengganti huruf vokal “a” dengan huruf vokal “e”.

Contoh :           malas menjadi males
                          penar menjadi bener
                          pintar menjadi pinter
                         segar menjadi seger

6.  Mengganti diftong dengan huruf monosilabus.

Contoh :           kalau menjadi kalo
                          pakai menjadi pake
                         sampai menjadi sampe

7.  Menambahkan huruf pemberhenti pada akhir kata.

Contoh :           pakai menjadi pakek
                           tidak menjadi enggak

8.  Menambahkan awalan nge- atau ng- pada awal kata.

Contoh :           membajak menjadi ngebajak
                          bermimpi menjadi ngimpi
                          kabur menjadi ngabur
                          menggebet menjadi ngegebet

9.  Kata-kata yang diterjemahkan secara langsung dari bahasa asalnya.

Contoh :           swear menjadi suer
                         by the way menjadi betewe (btw)

10.  Kata-kata yang tercipta dengan sendirinya secara unik, tanpa memperhatikan sepuluh aturan di atas.

Contoh :              cuek
                          dia menjadi do’i
                           iya menjadi yo’i
                           jayus
                          jijik à jijay
                          jomblo
                          blo’on
                          ABG/ abege (anak baru gede)
                          cupu
                         gebetan
                         jutek
                         lebai
                         alay
                         pedekate/ PDKT
                         matre
                         telmi
                         nongkrong
                        curcol (curahan hati colongan)
                        bokap
                        nyokap
                        buset
                        klepto
                        kepo
                       galau
                       nebeng



     Dan media jejaring sosial faktor yang paling besar adanya bahasa-bahasa gaul yang bermuculan. Sebagian besar remaja beranggapan bahwa media jejaring sosial adalah pusat dari segala informasi. Ketika, mereka tidak dapat terhubung dengan media jejaring sosial, mereka akan merasa bahwa saat itu adalah akhir dari dunia pergaulannya. Mereka akan merasa tidak mengetahui berita-berita terbaru, tidak tahu gossip terkini, dan tidak tahu bahasa-bahasa “gaul” terbaru.
          Penggunaan kata-kata tersebut cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia. Mengingat pengaplikasian bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan belum terkondisikan dengan cukup baik. Penggunaan bahasa Indonesia masih harus diperhatikan lebih lanjut karena posisinya yang juga bersaing dengan penggunaan bahasa daerah maupun bahasa asing yang masuk di wilayah Indonesia.
Kata-kata gaul tersebut dianggap mampu mengganggu stabilitas penggunaan bahasa Indonesia oleh para remaja. Remaja yang merupakan agen pembawa keberlangsungan bahasa Indonesia harus berjuang lebih keras dalam upaya mempertahankan bahasa persatuannya dari berbagai pengaruh yang cenderung negatif tersebut. Oleh karena itu, remaja Indonesia diharapkan mampu memberikan usaha terbaiknya dalam mempertahankan keberlangsungan bahasa Indonesia yang baik tanpa menghilangkan identitas kebahasaan sehingga remaja Indonesia tidak mudah terpapar oleh pengaruh-pengaruh negatif dalam hal kebahasaan tersebut.


                        http://bahasa.kompasiana.com
                       

Advertisement

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com